Hampir semua manusia di dunia
pastinya mendambakan hidup yang sukses dan penuh kebahagiaan, bahkan kita
kadang sudah mulai memimpikan hal tersebut mulai sedari muda (masa-masa belum
lulus kuliah contohnya). Kita berangan-angan ingin bekerja di perusahaan
minyak, perusahaan tambang, dan perusahaan multinasional lainnya, atau mungkin
jadi pengusaha sukses seperti Bill Gates, dan impian-impian besar lainnya. Dan
banyak juga dari kita yang mendambakan keluarga yang harmonis bersama anak
istri kita nanti.
Banyak orang yang sudah berhasil
meraih impian-impian mereka, dimana mereka benar-benar telah berada di puncak
karir atau 3/4 jalan menuju ke sana. Namun, manusia tetaplah manusia. Kadang
kita suka lupa bahwa kita tidak memiliki kekuasaan yang melebihi Tuhan. Sedikit
saja kerikil dapat membuat kita jatuh, dan mulai dari nol lagi. Pesan itulah
yang mungkin ingin disampaikan oleh “Nico and Vinz” dan tim yang terlibat dalam
penggarapan musik, lirik, dan video klip lagu mereka yang berjudul "InYour Arms".
I
feel like Superman
They
gonna remember me
I
think I know I can
Who
says it's hard to reach
Who's
gonna stop me on the road to success
I
don't know
Dalam penggalan lirik awal lagu
tersebut dapat kita artikan bahwa kadang kita, sebagai manusia, tidak pernah
tahu hal apa sebenarnya yang dapat menghalangi langkah kita dan membuat kita
jatuh di tengah jalan menuju kesuksesan yang kita impikan. Bahkan, kita tidak
tahu apa yang dapat membuat kita 'terjun bebas menuju jurang' saat kita sudah
benar-benar berada di puncak. Terkadang yang kita tahu hanyalah kita harus
percaya diri bahwa kita dapat lebih sukses dari orang-orang sebelum kita. Kita
sebagai manusia terkadang merasa sangat hebat, seolah tidak ada yang dapat
menghalangi jalan kita.
The only one who can beat me is me
-Akashi Seijuro
(Kuroko no Basketball)
Ya, tidak satu pun, kecuali kita
sendiri. Sifat optimisme manusia bukanlah hal yang buruk, bahkan kita semua
harus punya optimisme. Kita sebagai manusia memang harus memiliki rasa percaya
diri yang tinggi. Penulis setuju. Namun, terkadang kita suka lupa atau tidak
tahu bagaimana cara membedakan optimisme dan kesombongan (penulis juga masih belum
handal dalam membedakan keduanya).
Video klip mereka menceritakan
tentang seorang pria yang sebenarnya sudah memiliki kesuksesan dalam karir dan
kesejahteraan keluarga, tetapi hal buruk menimpanya. Sehingga, dia berubah dari
yang awalnya adalah seorang yang sukses dan jeniusm, menjadi seorang yang sama
sekali bukan siapa-siapa. Menjadi seorang yang bahkan kadang tak dianggap.
Dalam video klip tersebut memang tidak diceritakan dosa apa yang telah ia
perbuat, tetapi yang dapat kita maknai adalah bahwa manusia itu sangatlah
kecil. Sangat kecil di hadapan Tuhan. Namun, kadang kita (termasuk penulis)
suka lupa bahwa kenikmatan dan kesuksesan hidup dapat hilang hanya dalam
sekejap mata saja. Sebagaimana yang selalu diajarkan oleh guru-guru Agama kita
saat kita masih sekolah atau ustadz-ustadz di televisi bahwa semua harta yang
kita miliki hanyalah titipan.
I
feel like moving back
Sometimes
it's hard to dream
The
life I chose is past
It's
moving without me
Who
doesn't want a machine so they can go back in time
I
don't know
Di dalam video klip tersebut juga
diceritakan bahwa pria tersebut tidak dapat menerima keadaannya (nasib
buruknya) itu, sehingga ia mencoba untuk lari kembali ke masa lalu. Ia
mengemis, mengumpulkan uang, dan juga rongsokan guna menciptakan sebuah mesin
waktu. Ia berharap dengan mesin waktu itu, ia dapat memperbaiki masa lalunya
dan mencegah agar hal buruk yang menimpanya tidak pernah terjadi. Namun,
tragis, ia gagal dan hidupnya harus berakhir di dalam penyangkalan akan
nasibnya.
Sometimes
I feel like I can't run, I can't crawl
And
sometimes I feel like I ain't nothing at all
Life
is a journey where you stumble and fall
But
I'm okay
When
I lie down in Your Arms
----------------------------------------------------------------
Terbit juga di Kompasiana
No comments:
Post a Comment