Sunday, August 7, 2016

Memaknai Lirik dan Video Clip Lagu “In Your Arms” dari Nico & Vinz


Hampir semua manusia di dunia pastinya mendambakan hidup yang sukses dan penuh kebahagiaan, bahkan kita kadang sudah mulai memimpikan hal tersebut mulai sedari muda (masa-masa belum lulus kuliah contohnya). Kita berangan-angan ingin bekerja di perusahaan minyak, perusahaan tambang, dan perusahaan multinasional lainnya, atau mungkin jadi pengusaha sukses seperti Bill Gates, dan impian-impian besar lainnya. Dan banyak juga dari kita yang mendambakan keluarga yang harmonis bersama anak istri kita nanti.

Banyak orang yang sudah berhasil meraih impian-impian mereka, dimana mereka benar-benar telah berada di puncak karir atau 3/4 jalan menuju ke sana. Namun, manusia tetaplah manusia. Kadang kita suka lupa bahwa kita tidak memiliki kekuasaan yang melebihi Tuhan. Sedikit saja kerikil dapat membuat kita jatuh, dan mulai dari nol lagi. Pesan itulah yang mungkin ingin disampaikan oleh “Nico and Vinz” dan tim yang terlibat dalam penggarapan musik, lirik, dan video klip lagu mereka yang berjudul "InYour Arms".


I feel like Superman
They gonna remember me
I think I know I can
Who says it's hard to reach
Who's gonna stop me on the road to success
I don't know

Dalam penggalan lirik awal lagu tersebut dapat kita artikan bahwa kadang kita, sebagai manusia, tidak pernah tahu hal apa sebenarnya yang dapat menghalangi langkah kita dan membuat kita jatuh di tengah jalan menuju kesuksesan yang kita impikan. Bahkan, kita tidak tahu apa yang dapat membuat kita 'terjun bebas menuju jurang' saat kita sudah benar-benar berada di puncak. Terkadang yang kita tahu hanyalah kita harus percaya diri bahwa kita dapat lebih sukses dari orang-orang sebelum kita. Kita sebagai manusia terkadang merasa sangat hebat, seolah tidak ada yang dapat menghalangi jalan kita.

The only one who can beat me is me
-Akashi Seijuro (Kuroko no Basketball)

Ya, tidak satu pun, kecuali kita sendiri. Sifat optimisme manusia bukanlah hal yang buruk, bahkan kita semua harus punya optimisme. Kita sebagai manusia memang harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Penulis setuju. Namun, terkadang kita suka lupa atau tidak tahu bagaimana cara membedakan optimisme dan kesombongan (penulis juga masih belum handal dalam membedakan keduanya).

Video klip mereka menceritakan tentang seorang pria yang sebenarnya sudah memiliki kesuksesan dalam karir dan kesejahteraan keluarga, tetapi hal buruk menimpanya. Sehingga, dia berubah dari yang awalnya adalah seorang yang sukses dan jeniusm, menjadi seorang yang sama sekali bukan siapa-siapa. Menjadi seorang yang bahkan kadang tak dianggap. Dalam video klip tersebut memang tidak diceritakan dosa apa yang telah ia perbuat, tetapi yang dapat kita maknai adalah bahwa manusia itu sangatlah kecil. Sangat kecil di hadapan Tuhan. Namun, kadang kita (termasuk penulis) suka lupa bahwa kenikmatan dan kesuksesan hidup dapat hilang hanya dalam sekejap mata saja. Sebagaimana yang selalu diajarkan oleh guru-guru Agama kita saat kita masih sekolah atau ustadz-ustadz di televisi bahwa semua harta yang kita miliki hanyalah titipan.

I feel like moving back
Sometimes it's hard to dream
The life I chose is past
It's moving without me
Who doesn't want a machine so they can go back in time
I don't know

Di dalam video klip tersebut juga diceritakan bahwa pria tersebut tidak dapat menerima keadaannya (nasib buruknya) itu, sehingga ia mencoba untuk lari kembali ke masa lalu. Ia mengemis, mengumpulkan uang, dan juga rongsokan guna menciptakan sebuah mesin waktu. Ia berharap dengan mesin waktu itu, ia dapat memperbaiki masa lalunya dan mencegah agar hal buruk yang menimpanya tidak pernah terjadi. Namun, tragis, ia gagal dan hidupnya harus berakhir di dalam penyangkalan akan nasibnya.

Sometimes I feel like I can't run, I can't crawl
And sometimes I feel like I ain't nothing at all
Life is a journey where you stumble and fall
But I'm okay
When I lie down in Your Arms

Ya, manusia memang suka mengeluh, bahkan belum setengah jalan menuju puncak saja, kadang kita suka mengeluh. Ya, kadang penulis juga suka seperti itu. Merasa bahwa kita telah salah memilih jalan, merasa kita tak kan pernah dapat melakukan yang terbaik, tetapi kembali lagi yang namanya hidup memang penuh tantangan, penuh jatuh bangun. Ya, kita akan baik-baik saja, selama kita dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.

----------------------------------------------------------------
Terbit juga di Kompasiana

No comments:

Post a Comment