Monday, August 8, 2016

Ruang Sendiri: Penegasan Tulus sebagai Anti-Thesis Dunia Percintaan

Muhammad Tulus, atau yang biasa cukup disapa dengan "Tulus", kembali menggebrak dunia musik tanah air dengan single atau lagu terbarunya yang bertajuk "Ruang Sendiri". Di dalam lagu tersebut, Tulus masih mengusung musik pop yang selama ini menjadi andalannya. Alunan musik yang easy listening amat serasi mengiringi suara merdu dari pria kelahiran Bukit Tinggi ini dalam lagu teranyarnya tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa lagu ini akan kembali menjadi hits sebagaimana lagu-lagu Tulus sebelumnya.

Lagu-lagu Tulus memang kerap kali menjadi lagu hits di tanah air. Hal tersebut tidaklah mengherankan karena sebagai seorang musisi, Tulus memang memiliki modal yang cukup kuat untuk dapat terus eksis di dunia musik Indonesia. Wajah tampan, suara merdu, lirik menyentuh, dan musik syahdu yang mengiringi setiap lagunya menjadi ciri khas yang terdapat di dalam lagu-lagu Tulus. Ditambah lagi, Tulus juga memiliki tim yang solid dan handal, baik untuk performance, maupun marketing. Mungkin itu lah yang membuat para fans sampai rela merogoh kocek demi menonton konsernya dan membeli album aslinya. Namun, selain semua itu nampaknya ada hal lain yang membuat Tulus amat dicintai.

Menurut saya, untuk seorang penyanyi yang mengusung tema lagu cinta, Tulus cukup berbeda dari yang lain, terutama pada lirik-lirik lagunya. Banyak musisi di Indonesia yang juga mengusung tema serupa, tetapi kebanyakan isi liriknya tidak jauh-jauh dari: (sekedar) ungkapan cinta, patah hati, angan-angan, keinginan untuk bersama, dan lain sebagainya. Beberapa musisi juga mengusung tema cinta yang terlalu 'cengeng' dengan iringan musik sendu, sehingga membuat kita lelah mendengarnya atau yang lebih parah kita dapat terpengaruh dibuatnya.

Namun, lirik dalam lagu-lagu Tulus berbeda. Salah satu contohnya adalah lagu yang berjudul "Jangan Cintai Aku Apa Adanya". Sebuah lagu cinta yang agak anti-mainstream dari lagu cinta kebanyakan, bahkan mungkin cukup anti maintstream jika liriknya diaplikasikan dalam bentuk aksi di dunia nyata. Lagu ini berisi tuntutan yang dilayangkan seseorang kepada kekasihnya agar jangan mencintai dia apa adanya. Nah loh! Padahal, biasanya, seseorang akan menuntut agar kekasihnya mau mencintai dirinya apa adanya, tetapi lagu ini justru kebalikannya. Berikut penggalan liriknya:

Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
Ke depan

Dalam penggalan lirik tersebut digambarkan bahwa seseorang menuntut untuk dicintai tidak apa adanya karena ingin sesuatu yang lebih. Bukan karena kufur nikmat loh, tetapi lebih seperti kurangnya tuntutan atau pressure yang seolah membuat seseorang cenderung malas untuk mengembangkan diri demi orang yang dicintainya. Ia ingin yang lebih dari kehidupan cintanya, tetapi bukan menuntut pasangannya untuk berubah, melainkan menuntut pasangannya untuk menuntut dirinya lebih. Sebuah hal yang cukup dewasa saya rasa.

Gaya yang sama ternyata juga muncul dalam lagu terbaru Tulus yang berjudul "Ruang Sendiri". Mari kita perhatikan penggalan liriknya:

Beri aku kesempatan untuk bisa merindukanmu
Jangan datang terus
Beri juga aku ruang bebas dan sendiri
Jangan ada terus

Aku butuh tahu seberapa kubutuh kamu
Percayalah rindu itu baik untuk kita

Pagi melihatmu menjelang siang kau tahu
Aku ada di mana sore nanti
Tak pernah sekali pun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi

Tak lagi sepi bisa kuhargai
Baik buruk perubahanku tak akan kau sadari
Kita berevolusi

Bila kita ingin tahu seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang
Kita tetap butuh ruang sendiri-sendiri
Untuk tetap menghargai rasanya sepi

Ketika Raisa harus berangan-angan seandainya jarak tiada berarti dalam lagunya yang berjudul “LDR”, dan juga seolah mengungkapkan keresahannya yang sedang berada jauh dengan saya kekasih hatinya dalam lagu tersebut, Tulus malah sebaliknya.

Di dalam lagu “LDR”, Raisa jelas tergambarkan bahwa sebagai seorang yang sangat desperate ingin kembali bertemu dengan saya kekasihnya nun jauh di sana. Sedangkan, dalam lagu “Ruang Sendiri”, Tulus seolah digambarkan sebagai seseorang yang justru ingin merasakan bagaimana rasanya LDR itu. Saking seringnya ia bertemu dengan kekasihnya, seolah menimbulkan rasa ‘bosan’, dan hal itu memicunya untuk menuntut kekasihnya agar meninggalkannya sejenak. Agar ia kembali mengerti dinginnya malam, dinginnya rindu, menghargai sepi, dan yang tak kalah penting juga menghargai pertemuan.

Sebuah pemilihan lirik yang cukup dewasa. Ketika kebanyakan pasangan (terutama remaja usia sekolah) sekarang sering berkata sok unyu kepada kekasihnya,”aku mau sama kamu terus!”. Kata-kata ini kadang menjadi celah tersendiri bagi beberapa orang untuk memanfaat kesempatan dalam kesempitan kamar kos. Namun, Tulus seolah mengatakan bahwa setiap manusia, sepasang insan tetap butuh ruang sendiri. Ada banyak hal yang harus dilakukan, seperti menyelesaikan pekerjaan, melakukan hobi yang belum tentu pasangan kita tertarik, dan lain sebagainya. Bahkan ke toilet pun tidak mungkin berduaan kan?

Lagu ini juga seolah membantah ungkapan hiperbolik dunia persilatan percintaan lainnya, seperti “aku tak bisa hidup tanpamu!”. Walaupun sebenarnya ungkapan tersebut sudah lama dapat dipatahkan, bahkan sejak zaman Nabi Adam bahwa sebenarnya manusia lebih tidak dapat hidup tanpa oksigen. Lain cerita kalau ‘oksigennya’ harus di-transfer secara direct oleh pasanganmu ya. Caranya? Jangan pura-pura gak ngerti ah…

Dalam lagu “Ruang Sendiri”, Tulus seolah meyakinkan bahwa “aku bisa hidup tanpamu”. Ya, karena di dalam lagu tersebut tergambarkan bahwa tidak ada tuntutan untuk pergi selamanya. Melainkan, hanya sementara saja. Sebuah perpisahan untuk melatih diri menjadi lebih mandiri dan lebih dewasa dengan cara menghargai sebuah keberadaan. Ya, karena terkadang sesuatu baru terasa berharga, jika sesuatu itu tidak ada, bukan?

Lagu “Ruang Sendiri” seolah benar-benar menjadi sebuah penegasan bahwa Tulus adalah seorang Anti-Thesis di dunia percintaan. Lirik-lirik yang sudah kita bahas tadi dapat menjadi buktinya. Namun, bagaimana dengan lagu-lagu Tulus yang sebelumnya? Bukannya ada lirik-lirik mainstream juga? Oke, kita bahas sedikit tentang lagu “Sepatu”.

Lagu yang konon melambangkan gagalnya sepasang insan untuk bersatu karena perbedaan yang mereka miliki (salah satunya perbedaan agama) dibawakan dengan cara yang cukup berbeda. Biasanya nada-nada sendu akan mengiringi lirik-lirik yang melambangkan kegagalan bersatunya dua insan, tetapi lagi-lagi Tulus berbeda. Musik yang dibawakan justru musik yang asyik, dimana membuat kita justru jauh dari rasa sedih. Lagu tersebut tidak akan membawa kita nangis-nangis sambil meluk kambing guling, melainkan dapat membuat kita mengangguk-anggukkan kepala seolah setuju bahwa “Ya! Lagu ini asyik banget!” Loh, lagu dengan lirik sedih begitu kok asyik? Ya, begitulah Tulus.

Jika diibaratkan dengan sosok di dunia bisnis (entah ini berlebihan atau tidak), Tulus seperti seorang Dan Price. Ia adalah seorang CEO perusahaan yang rela memotong gajinya, konon hingga 90%, agar gaji pegawainya naik. Ide yang mungkin terdengar cukup gila itu, salah satunya, diawali karena ia mendengar keluhan dari karyawannya mengenai gaji yang mereka terima. Kebanyakan CEO, biasanya tidak begitu peduli. “Jika kamu kerja bagus, saya akan kasih bonus. Jika tidak, ya kamu akan begini-begini aja atau mau gajimu saya potong?” bukankah kebanyakan seharusnya seperti itu? Tetapi Dan Price tidak. Ia rela berkorban. Dan pengorbanan itu tidak sia-sia karena fakta menunjukkan bahwa profit perusahaannya justru mengalami peningkatan.

Ketika kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa menjadi CEO adalah masa yang tepat untuk memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya, tetapi Dan Price berbeda. Ia malah memilih menyejahterakan karyawannya. Ia berkorban untuk itu. Sama halnya dengan kisah dalam lagu “Ruang Sendiri”. Ketika tujuan utama sepasang insan yang memadu kasih adalah untuk dapat hidup bersama tanpa pernah berpisah hingga akhir hayat. Tulus malah menuntut untuk adanya jarak. Ia rela berkorban untuk dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi dari sebuah perpisahan (sementara).

Namun, Tulus atau orang-orang yang ingin mempraktikan apa yang ada dalam lirik lagu “Ruang Sendiri” harus berhati-hati. Jika diibaratkan dalam dunia gizi, jangan sampai seperti Robert Atkins, penggagas Atkins Diet, yaitu diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Diet tersebut dapat menjadi antithesis program diet yang mengharuskan seseorang membatasi konsumsi daging karena diet tersebut justru mempromosikan untuk mengonsumsi daging atau protein hewani dalam jumlah yang lebih dominan. Faktanya banyak yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet tersebut.

Ironisnya, Robert Atkins sendiri justru mengalami serangan jantung di usianya yang ke-72. Sebagaimana kita tahu bahwa salah satu penyebab serangan jantung adalah konsumsi lemak berlebihan. Sama halnya dengan Tulus. Okelah setiap manusia butuh ruang sendiri, tetapi apakah yakin dapat setia? Ruang sendiri yang bertujuan untuk mendewasakan pemikiran, jangan sampai dijadikan ajang untuk mencari gandengan baru loh. Jangan sampai mau sehat, malah jadi sakit.


Terlepas dari semua itu, nampaknya, memang harus lebih banyak lagi penyanyi-penyanyi atau musisi-musisi yang seperti Tulus atau mungkin yang dapat lebih darinya. Indonesia butuh lebih banyak orang-orang yang menciptakan lagu cinta dengan cara yang lebih dewasa. Tak dapat dipungkiri, selain dari apa yang dilihat para remaja muda mudi kita di TV, apa yang mereka dengar pun dapat membentuk pola pikir mereka. Tentunya miris bukan jika melihat remaja Indonesia yang katanya bakal jadi generasi penerus bangsa harus menghabiskan masa SMP, SMA, bahkan sampai kuliah untuk sekedar capek patah hati?

1 comment:

  1. youtube.com.my youtube.com.my youtube channel
    youtube.com.my youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube download youtube videos channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube channel.youtube

    ReplyDelete