Saturday, February 18, 2017

Short Horror Story (Cerita Pendek Horor) Part 2

ANDY DI RESTORAN CEPAT SAJI
Hai, aku Andy Marhadi, salah satu ahli gizi yang bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Sialnya sekarang aku sedang makan di McD*n*ld. Masa ahli gizi makan junk food? Semoga tak ada orang yang kukenal di sini. Habis mau bagaimana lagi? Aku lapar, jalanan macet, dan panas pula, yasudah aku ke sini saja. Huft, tapi sedih juga makan sendirian, padahal di mejaku ada bangku kosong nih.


Di meja paling ujung aku melihat orang yang tidak asing bagiku. Ah! itu kan rockstar, Jack Juliansyah! Vokalis band rock Indonesia, "The Carpet", yang sudah terkenal sampai Asia dan Australia. Nekat sekali orang ngetop unjuk diri di tempat umum. Hmm... dasar rockstar mungkin ya. Tiba-tiba ia melihat ke arahku. Lalu, ia mengedipkan matanya... Iyaaiiks apa aku tidak salah liat!? Aku melihat ke arahnya lagi dan ia kembali mengedipkan matanya dan tersenyum aneh ke arahku. Oh my... aku tidak menyangka dia penyuka sesama jenis. Aku buru-buru menghabiskan makananku, setelah itu aku 'kabur' ke toilet.

Aku berpikir kenapa aku sial sekali dari kemarin. Kemarin malam spion motorku hilang dicuri oleh entah itu wanita aneh atau setan wanita yang kutemui di jalan, sekarang dikedipin rockstar... why God? Sekembalinya aku dari toilet, aku melihat rockstar itu sedang duduk di tempat dudukku dan berbicara sendiri. Ketika aku mendekat, dia berkata,"oh maaf, bung. Apa wanita ini pacarmu? Hmm.. dia hanya ingin tanda tanganku saja kok. Oke aku akan pergi."

Dia pun pergi dan kembali ke mejanya. Aku bingung apa yang terjadi tapi sudahlah aku harus pergi ke tempat kerjaku. Ketika hendak meninggalkan mejaku, aku melihat di bangku kosong yang juga ada di mejaku terdapat kaca spion. Ini mirip dengan punyaku yang hilang.


KOMAR DAN MUSEUM
Namaku Ahmad Komarudin. Aku adalah direktur salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Ketika aku pergi ke bank tadi siang, aku mendapat kabar ada dua pegawaiku yang ditangkap polisi. Lantas, langsung saja aku pecat mereka berdua! Aku tidak bisa menerima seorang kriminil di perusahaanku.

Namun, rasa kesalku nampaknya akan menghilang karena sekarang aku sedang di jalan menuju sebuah museum di daerah Jakarta. Anakku, yang masih SD kelas 5 sedang pariwisata di sana bersama teman-teman sekelasnya. Aku berencana mengajaknya pulang bersamaku, ketika acara mereka sudah selesai.

Sampai di sana, aku memarkir mobilku. Aku melihat bangunan museum ini sudah terlihat tua, kotor, dan tidak terawat. Pemerintah bodoh! Ini kan aset bangsa, harusnya dirawat! Yasudahlah, aku masuk saja ke dalam. Di dalam aku melihat rombongan SD anakku dan aku juga melihat anakku senyum ceria. Nampaknya mereka bersenang-senang. Aku tidak mau mengganggu mereka dulu karena yang penting aku sudah melihat anakku ceria bersama teman-temannya.

Ada baiknya aku duduk-duduk saja dulu di bangku yang berada di dekatku ini sambil melihat mereka dari kejauhan. Tepat di samping tempat dudukku ini ada patung pejuang 45 yang terlihat gagah. Kurasa mereka akan menangis jika melihat Indonesia yang sekarang. Aku jadi kepikiran sama negeri ini, sambil menyender di bangku aku memikirkan masalah-masalah di negeri ini hingga terlelap.

10 menit berselang aku terbangun karena ada air yang menetes di atas kepala botakku. Aku kaget ketika melihat patung di sebelahku mengeluarkan air mata! Aku lari ketakutan keluar dari museum itu! Aku hendak bersembunyi di dalam mobilku, namun parkirnya agak jauh dan di luar sedang hujan sangat deras. Masa bodo pikirku! Akhirnya aku menerjang hujan dan masuk ke mobil. Akan kutunggu anakku di dalam mobil saja.


BERES-BERES RUMAH TEMAN
Hari ini aku dimintai tolong oleh kawanku, Sapto, untuk membantunya beres-beres di rumah barunya. Pagi-pagi sekali aku datang ke rumah barunya.

*tok tok* "Assalamuallaikum, To!" salamku.

"Walaikumsalam. Masuk aja." kata seorang perempuan dari dalam.

"Kamu pasti Andriy, Sapto lagi ke minimarket ama bapak sebentar. Aku adiknya, Rani."

"Oh ya, salam kenal. Gua bisa bantu apa?"

"Hmm... mungkin minta tolong beresin kardus-kardus di ruang tamu, hehe"

Alhasil aku membantu beres-beres di dalam ruang tamu dan si Rani katanya ingin keluar sebentar ke warung. Ruang tamu rumah baru Andriy terkoneksi langsung dengan dapur dan dekat dengan pintu masuk depan, serta ada kamar mandi juga di dekatnya. Aku mulai membantu berberes isi-isi kardus. Tiba-tiba aku kebelet kencing dan bergegas ke kamar mandi. Sekitar 5 langkah lagi dari pintu kamar mandi, tiba-tiba seseorang keluar dari kamar mandi. Itu adalah Rani! Kok?? Aku tidak melihat dia pulang dari warung... terlebih lagi baju yang ia kenakan berbeda.

"Kamu temannya bang Andriy?" katanya.

Keringat dingin mengucur dari tubuhku, nafasku terengah, aku merasa ini tidak beres. Karena ketakutan aku langsung lari dari hadapannya dan hendak keluar kabur. Namun, aku menabrak lemari dan tertimpa tumpukan kertas dari atas lemari. Melihat tumpukan-tumpukan kertas itu, ada dua kertas yang tiba-tiba membuatku lega. Fiuuhh... ternyata, bodoh sekali aku. Aku tidak jadi lari dan langsung ingin merapikan kembali tumpukan-tumpukan kertas tersebut ke dalam lemari. Ketika membuka lemari, aku melihat dua buah buku Yasin yang agak berdebu. Ketika aku melihat nama di kedua Yasin tersebut, keringat dingin pun kembali mengucur dari tubuhku...

No comments:

Post a Comment